Desain dan Pencarian Makna dalam The Vignelli Canon

Sampul The Vignelli Canon via dokumentasi Text Context

Tahun 2009, tepatnya pada bulan Januari Massimo Vignelli merilis versi e-book The Vignelli Canon secara gratis. Versi cetaknya terbit satu setengah tahun kemudian tepatnya pada bulan September 2010. Buku tersebut ditulis Vignelli dalam rangka membagi pengetahuan profesionalnya, juga untuk membantu para desainer muda dalam berkembang.

Di awal buku, Vignelli menyebut ada tiga aspek dalam desain yang baginya penting, salah satunya adalah aspek semantik. Semantik berasal dari bahasa Yunani semantikos. Kata dasarnya sema yang berarti tanda. Ia biasa dikaitkan dengan dua aspek lain yaitu aspek sintaksis dan aspek pragmatik. Ketiga aspek inilah yang juga disebut Vignelli di awal buku.

Membahas ketiganya dirasa akan jadi terlalu panjang. Untuk itu, tulisan ini hanya akan berfokus pada pembahasan aspek semantik saja. Sementara aspek lain akan kami bahas dalam kesempatan yang lain. Selamat membaca!

Pencarian Makna sebagai Aspek Semantik

Dalam konteks desain, aspek semantik adalah bagaimana seorang desainer mencari seluk-beluk dari apa yang akan dirancangnya. Proses ini secara umum dilakukan para desainer profesional sebagai tahap awal proyek desain yang mereka kerjakan. Informasi sejarah adalah yang paling umum untuk pertama digali. Namun proyek yang berbeda biasanya membutuhkan informasi yang berbeda pula. Kadang informasi produk, pasar, positioning, user, ruang kompetisi di mana mereka terlibat, atau tentu siapa sebenarnya subyek yang membutuhkan desain itu sendiri. Tujuannya tentu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang desainer lakukan. Istilah sederhananya: pencarian makna.

Proses pencarian makna membantu desainer untuk menentukan ke mana desain akan diarahkan. Hasilnya tentu perlu disaring melalui proses yang ketat. Tujuannya untuk membedakan mana yang sekadar ide spontan dan mana yang memang diperlukan dalam proses desain. Sebab, informasi yang didapatkan harus akurat. Seandainya kompleks pun hal-hal ambigu harus benar-benar terpecahkan, agar informasinya kontekstual dan desainer dapat menerka indikasi keberhasilan seperti apa yang harus mereka kejar.

Dipengaruhi Kemampuan Personal

Dalam kerja seperti ini, keterampilan riset dan kemampuan menganalisis masalah akan sangat berguna. Semakin terampil seorang desainer dalam melakukan riset, semakin jeli pula ia dalam mencari makna. Semakin cerdas ia dalam menganalisis masalah, semakin mudah pula baginya memahami apa yang sebenarnya sedang dihadapi.

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan-keterampilan tersebut sangatlah penting. Keduanya membuat proses awal desain menjadi lebih jelas, juga menuntun desainer kepada tahap-tahap yang benar untuk menghasilkan hasil yang tepat sesuai apa yang dibutuhkan.

Massimo Vignelli di Studio Desainnya via artlistr

Kita biasa melihat bentuk akhir dari karya desainer-desainer ternama. Namun jarang kita ketahui proses rumit yang ada di belakangnya. Seperti pada seni musik, kita tak pernah mengetahui nada dan lirik yang terbuang. Yang kita tahu, pada akhirnya kita mendengar komposisi yang indah.

Banyak Disepelekan

Desain tanpa pencarian makna itu dangkal. Sayangnya, ia sangat mudah ditemukan karena ada di sekitar kita. Bisa jadi memang adanya demikian, atau justru ternyata dibuat seperti itu dengan sengaja.

Miris ketika banyak praktisi desain dan marketing merendahkan selera konsumen dengan ide bahwa sesuatu yang blak-blakan dapat mendatangkan lebih banyak massa. Mereka lalu menghujani pasar dengan desain yang kasar dan mentah. Selain tak enak dipandang, desain-desain tersebut malah menjadi polusi visual yang merusak lingkungan sebagaimana polusi lain merusaknya.

Dalam kasus komunikasi vernakular, memang tak semuanya kasar dan dangkal. Ada bentuk-bentuk komunikasi vernakular yang lebih alami, seperti yang ada di dunia pra-industri. Yang kasar dan dangkal, bisa jadi disebabkan karena kurang adanya rasa dan ekspresi dalam proses penciptaannya. Atau mungkin karena tidak ada sedikitpun unsur dari budaya yang sudah ada.

Penting bagi para desainer muda untuk menghindari kedangkalan dalam berkarya. Tahap-tahap yang benar dalam desain harus dipelajari dan dipraktekkan. Selain mengasah kemampuan, tahap-tahap tersebut akan selalu menghasilkan desain yang kaya akan makna.

***

Akhir kata, pencarian makna dalam desain menuntut pemahaman akan subyek dari segala aspek. Tujuannya agar karya yang dihasilkan sesuai seperti yang ingin disampaikan dan masuk akal bagi yang akan menerima.

Perlu dicatat bahwa seorang desainer harus membuat sesuatu yang bermakna. Tidak berkarya secara semena-mena atau asal dalam pengerjaannya. Setiap detail harus membawa makna. Atau setidaknya, ada tujuan tertentu untuk target tertentu juga.

***

Artikel yang sama juga terbit di laman Medium Text Context.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak